Jumat, 05 Juni 2015

Masalah 1001 Tahun

Bismillahirrahmanirrahim...

Ungkapan 'Masalah 1001 Tahun' yang harus ditanggung oleh bangsa ini, dan telah menggerogoti sebagian besar hak-hak bangsa dalam kurun waktu yang sangat lama, serta lemahnya sistem pemerintahan dalam merespon segala permasalahan yang ada, telah sukses menjadikan bangsa Indonesia terpuruk kedalam jurang kemiskinan dan kebodohan. Dan itu akan selalu menjadi harga mati yang memaksa bangsa ini harus menyandang gelar sebagai bangsa yang miskin dan bodoh dari generasi ke generasi, jika tidak ada upaya yang signifikan dalam mengatasi masalah ini.

Banyak masalah dimasa lalu yang dibiarkan begitu saja, sehingga merugikan sistem kehidupan saat ini, dan mengkambing hitamkan generasi saat ini sebagai subjek yang sering disalahkan. Dan banyak orang atau pihak tertentu yang memanfaatkan momentum permasalahan ini dan menyalahgunakannya demi keuntungan mereka tanpa pertanggungjawaban.

Misal: Meningkatnya jumlah pengangguran yang disebabkan bukan karena mereka malas bekerja, melainkan karena minimnya lapangan pekerjaan karena pemerintah lupa membangun sistem perekonomian yang cukup mampu menyerap sumber tenaga kerja di Indonesia, padahal Indonesia memiliki cukup banyak potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Dan ironisnya disaat ini orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) sering mendapat perlakuan diskriminatif oleh lingkungan sosial dan di cap sebagai pemalas atau orang bodoh. Dan hal itu sering dijadikan alasan bagi pemerintah untuk melepas tanggung jawab atau amanah mereka terhadap rakyatnya. Jadi kesimpulannya, banyak orang-orang lemah (seperti kasus pengangguran tadi) yang harus menerima kenyataan pahit, disalahkan, dikambing hitamkan, atau diperlakukan tidak adil didalam negara mereka sendiri tanpa adanya sikap peduli terhadap mereka, padahal belum tentu kalau mereka salah, kebanyakan dari mereka hanyalah korban.
Salah siapa??? kalau masalah yang membuat bangsa ini terpuruk telah tertimbun oleh waktu dan makin terkubur lagi oleh beragam masalah baru yang belum terpecahkan atau sengaja dibiarkan saja, supaya terus mengubur masalah-masalah lama sehingga semakin kabur (blur) dan gelap.
Rakyat kecil dan orang-orang yang kalah lah, yang akan sangat merasakan dampak buruk dari keadaan ini. Mereka akan lenyap diterjang buasnya zaman yang semakin egois dan ironis dan akan semakin menggila lagi jika tidak ada orang-orang yang mau peduli. Negara ini bisa BOOOM nantinya... (maksudnya negaranya bisa meledak, bukan terror bom -penj)

Hukum tak bisa berbuat apa-apa, ajaran agama hanya sebatas doa-doa jika tanpa adanya tindakan nyata...

Tapi apa yang bisa kita lakukan, kalo akar permasalahannya sudah sedemikian kompleks (mencengkram segala aspek kehidupan) dan semakin kusut???

Harus mulai memperbaiki dari mana???

Apa saja yang harus dipersiapkan??? dan berapa biayanya???

Siapa saja yang harus ikut ambil bagian untuk memperbaiki semua permasalahan ini???

Seberapa penting memahami inti dari seluruh permasalahan ini dengan menelusuri akar permasalahan di masa lalu???

Perlukah menyalahkan orang-orang miskin, lemah dan bodoh sebagai subjek/korban pengkambing hitaman yang harus terus disalahkan??? dibenci??? di diskriminasi??? atau dibunuh (dibiarkan mati dengan sendirinya)???

Apakah masih relevan program-program kegiatan sosial yang tulus, ikhlas???

Pentingkah sikap egois untuk "SURVIVE", jika pada akhirnya kita semua yang akan binasa???

Berada dimanakah posisi Tuhan di dalam benak kamu, jika kamu merasa tidak ada lagi yang bisa kamu lakukan, kamu harapkan, kamu berikan demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dan indah dimasa depan???

Hmph, bangsa Indonesia harus terus berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu didalam kehidupan mereka sehari-hari dengan segenap kemampuan mereka supaya masa depan yang semakin baik dapat segera diwujudkan, dan tentu saja dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla... thank's ;)

Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar